INHIL — Polemik keberadaan angkringan di kawasan Jalan Hang Tuah Tembilahan, kembali menjadi perbincangan hangat. Sejumlah pihak menilai keberadaan angkringan tersebut menimbulkan ketidaktertiban tata ruang kota, sementara sebagian masyarakat justru menganggapnya sebagai pusat ekonomi kreatif baru yang hidup di malam hari.
Menanggapi hal ini, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Indragri Hilir (Inhil) dari Fraksi Partai Golkar Inhil, Yusuf Said, memberikan pandangan tegas. Ia menilai, dibandingkan mempermasalahkan keberadaan angkringan di sekitar Jalan Hang Tuah, pemerintah daerah sebaiknya menata ulang kawasan tersebut dengan mengubah fungsi Plaza Tembilahan menjadi pusat kuliner rakyat dan ruang terbuka publik.
“Seharusnya ratakan saja plaza, jadikan pusat angkringan dan lapangan jangan diganggu, kita sudah usulkan anggaran pembongkaran plaza. Semua aman,” tegas Yusuf Said saat melaksanakan diskusi di Grup WhatsApp Mitra Wartawan Inhil, Sabtu (4/10/2025) malam.
Menurutnya, keberadaan angkringan sebenarnya tidak masalah jika ditata dengan baik. Ia mencontohkan keberadaan angkringan di Yogyakarta yang tertib dan tidak mengganggu fasilitas umum.
“Di Yogya ada angkringan, tapi tidak menutup jalan. Hanya di trotoar sekitar UGM. Artinya, bisa diatur tanpa merusak estetika kota,” ujarnya.
Selain itu, Yusuf juga mengingatkan pentingnya menjaga kawasan Lapangan Gajah Mada Tembilahan sebagai ruang bersejarah. Ia menyebut lapangan tersebut memiliki nilai simbolik tinggi karena menjadi lokasi peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan setiap tahunnya.
“Lapangan Gajah Mada adalah lapangan detik-detik proklamasi. Sebaiknya jangan diganggu. Kewibawaan itu harus dijaga,” tambahnya.
Politisi Golkar ini juga menilai, jika kawasan kantor pemerintahan seperti Kantor Bupati saja tetap dijaga kewibawaannya meskipun hanya digunakan di siang hari, maka lapangan umum pun harus mendapatkan penghormatan yang sama.
“Sama juga seperti kita berpendapat di lapangan kantor Bupati. Kantornya cuma siang, tapi demi kewibawaan tidak boleh kita gunakan sembarangan. Kecuali kalau untuk kegiatan tahunan seperti bazar beberapa hari saja,” terangnya.
Sebagai solusi, Yusuf menyarankan agar aktivitas angkringan dipusatkan di sisi Jalan Hang Tuah sebelah timur atau sekitar Jalan Gajah Mada, sehingga tidak mengganggu area kantor dan fasilitas umum. Ia juga menegaskan bahwa eks Plaza Tembilahan bisa menjadi lokasi ideal untuk pembangunan kawasan kuliner permanen yang tertib dan menarik bagi wisatawan.
“Saran saya, solusinya di Jalan Hang Tuah sebelah saja, biar kantor tidak terganggu. Kemudian Jalan Gajah Mada seputaran lapangan sebelah, dan selanjutnya persiapkan eks Plaza untuk pusat angkringan,” tutupnya.
Langkah ini diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang bagi pemerintah daerah untuk menata kawasan perkotaan Tembilahan secara lebih terarah tanpa mengorbankan potensi ekonomi rakyat maupun nilai-nilai simbolik ruang publik.
Penulis : Ayendra
%20(300%20x%20303%20piksel)%20(308%20x_20251007_114521_0000.png)

%20(300%20x%20303%20piksel)%20(308%20x_20251007_114521_0000.png)